UAI-SIAGA BUMI UNTUK PERDAMAIAN DUNIA


Tanggal 21 september, PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) menetapkan sebagai hari perdamaian dunia. Banyak cara dalam menyambutnya, Indonesia memilih untuk mendeklarasikan SIAGA BUMI, Indonesia bergerak menyelamatkan bumi.

Mahasiswa UAI berpartisipasi dalam Deklarasi SIAGA BUMI

Kegiatan ini diarahkan oleh Prof Din Syamsuddin, selaku Ketua MUI yang melibatkan 6 Elemen Agama, WWF (ORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP) dan Asosiasi Jurnalis Hutan.Tema yang diusung adalah menyelamatkan bumi.

CEO World Wild Foundation (WWF) Indonesia Efransyah menyampaikan fakktor utama kerusakan lingkungan hidup adalah keserekahan manusia dan life style yang merusak ekosistem seperti konsumtif produk yang berasal dari kulit hewan. 

Delegasi Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan ini, acara dimulai dengan seremonial di taman Arboretum Kementerian Hutan dan Lingkungan Hidup Senin (21/09/2015), dilanjutkan dengan pawai lintas agama dan deklarasi SIAGA BUMI di Taman Perdamaian komplek DPR-MPR RI. 

Perwakilan pemuka agama menyampaikan ajaran tentang mencintai alam dilanjutkan doa. Simpulan elemen agama tersebut bahwa alam ini harus di jaga oleh manusia dan mengutuk untuk merusaknya.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup dan  Siti Nurbaya Baka mengapresiasi pembentukan Siaga Bumi. Dia melihat pentingnya melakukan pendekatan agama untuk menjaga lingkungan hidup.

"Yang terpenting bagi kita adalah menjaga lingkungan itu terjaga dan dapat dinikmati anak cucu manusia di kemudian hari," tegasnya.

Sebagai penutup Zulkifli Hasan selaku Ketua MPR, yang baru datang dari Tiongkok menyarankan bahwa kekayaan Indonesia sangat berlimpah dengan batu baranya yang produksi nasional mencapai 600 juta ton, serta kayu dan lain lain.

"Negara Tiongkok sekarang mengembangkan teknologi besar-besaran dan dapat ditukar dengan jutaan ton batu bara, kita jangan terus menjual tanah air kita, tetapi harus dijaga dan kembangkan teknologi" tutupnya dalam mengakhiri acara deklarasi ini.

MTQ UAI : Semarak Opening MTQMN 2015


Sabtu (1/8/2015), Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XIV
 resmi dibuka. Acara pembukaan berlangsung di area Balairung dan Perpustakaan UI Depok.

Di acara ini para kafilah (peserta) MTQ MN yang hadir disambut dengan
 berbagai acara menarik, seperti persembahan tari dan koor paduan suara dari unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada di UI.

Dalam laporannya, Ketua Umum Panitia Pelaksana MTQ MN XIV Dr. Arman Nefi, S.H,
 M.M menyampaikan bahwa UI bangga menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQMN
 kali ini, “Dalam catatan kami, ini adalah MTQ MN yang terbesar dari sisi jumlah
 perguruan tinggi dan jumlah peserta yang hadir selama 14 kali penyelenggaraan,”
 ungkapnya.

 Selain penampilan tari, orkestra, dan paduan suara, para perwakilan kafilah dari 168 universitas juga diperkenalkan diatas panggung.  Salah satunya Kafilah dari Universitas Al Azhar Indonesia yang mewakili provinsi DKI Jakarta kopertis III.



Acara penyambutan juga diisi oleh pembacaan ayat Alquran dari tamu pengisi acara. Acara ditutup dengan penampilan Paragita UI yang membawakan lagu Shalawat Badar dan Shalawat Cinta.

I-Fun : Rahasia dibalik Sang Cendekiawan Habibie

  Walaupun sibuk dengan urusan bangsa, organisasi dan keluarga, namun nilai-nilai spiritual tetap harus didepankan. Bj. Habibie  tidak pernah lupa sholat lima waktu, sesekali shalat tahajjud, puasa Senin-Kamis serta menunaikan ibadah haji. Ayomuslim....contoh teladannya simak yuk!

Senyuman terpancar pada wajah Cendikiawan Muslim ini 
(Bj. Habibie).

  Ketika beliau pergi haji akhir tahun 1982, mendapatkan pujian, “Habibie, dunia ini tidak tuli dan buta. Bahwa, didunia ini terdapat ilmuwan muslim yang mengangkat nama Islam dimata dunia dengan prestasi dan progresifitas.”
-Pengeran Sultan Abdul Aziz (Saudi Arabia)-

  Siapa yang tak kenal dengan ilmuwan Islam di abad modern ini, manusia pintar, genius dan mungkin diantara 130 juta penduduk Indonesia. Berbagai ilmu eksakta, sosial, politik dan aeronik telah dikuasai walaupun secara otodidaks maupun akademik. 

  Perjalan hidup B.J. Habibie merupakan pelajaran hidup seorang ilmuwan tanah air yang sukses dimata dunia bukan hanya fiktif ataupun rekayasa melainkan realitas yang nyata dan fakta. Ternyata ada rahasia dibalik ke-Cendekiawan itu......adalah beliau beliau tidak pernah meninggalkan PUASA SENIN-KAMIS dan selalu menyempatkan untuk ber-QIYAMUL LAIL.   Subhannallah......
Ayomuslim......mau jadi seperti Pa Habibie tidak!

  Perjalan hidup B.J.Habibie tidak selalu lurus dan indah, namun ibarat mendayung di antar ribuan orang pintar pastilah ada cobaan, tikaman dan hujatan dari orang lain melalui kritik positif maupun yang tidak membangun. Namun, semuanya beliau atasi dengan tenang serta ibadah spiritul sebagai charge dalam hidup. Dan, berbakti kepada kedua orang tua bagi beliau merupakan kunci kesuksesan utama yang membawa beliau kejenjang kesuksesan dan prestasi baik tingkat dunia maupun Internasional.


I-Fun : Puasa Harus Bisa Mengendalikan Hawa Nafsu



Banyak  hikmah puasa yang dapat kita rasakan di bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah ini seperti latihan menundukkan dan menguasai hawa nafsu (mengendalikan hawa nafsu) sehingga benar-benar tunduk dan patuh untuk dikendalikan dan diarahkan menuju kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan. Ayo muslim....Simak selanjutnya !


  Nafsu selalu mengajak kepada keburukan kecuali yang dirahmati Allah SWT. Apabila nafsu dilepaskan dan tidak dikendalikan pasti akan menjerumuskan seseorang ke dalam kehinaan, kebinasaan dan kesengsaraan. Namun, apabila dikendalikan dan ditundukkan pasti seseorang akan mampu membawanya menuju derajat dan kedudukan yang tinggi lagi mulia.

  Allah SWT berfirman: “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Naazi’aat: 37-41).

  Kemudian dalam Surat lain: “Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas (kacau dan sia-sia).” (QS. Al-Kahfi: 28).

  Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib -Radhiallahu ‘Anhu mengatakan: “Medan pertama yang harus kamu hadapi adalah nafsumu sendiri. Jika kamu menang atasnya maka terhadap yang lainnya kamu lebih menang. Dan jika kamu kalah dengannya maka terhadap yang lainnya kamu lebih kalah. Karena itu, cobalah kamu berjuang melawannya dahulu.”

  Seseorang meminta nasehat kepada orang saleh: “Berilah aku nasehat”. Orang saleh tersebut menjawab: “Nafsumu! Jika kamu tidak menyibukkannya dengan yang positif pasti dia akan menyibukkan kamu dengan yang negatif “

  "Jadi, ayo muslim kita tingkatkan semangat kita dibulan ramadhan ini, dan jauhi hal-hal yang dapat membatalkan puasamu." tukas Alfian dengan penuh semangat.

I-Fun : Meneropong Tradisi Keilmuan



Kemajuan suatu bangsa dan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari kemajuan dalam ilmu pengetahuan yang ada di masyarakatnya. Ibarat antara isi dan wadah, ilmu pengetahuan merupakan isi dari kemajuan, sementara bangsa dan masyarakat merupakan wadah tempat bernaung ilmu tersebut. Ayomuslim simak selanjutnya...!


   Sebagaimana kita tahu, Barat maju dalam ilmu dan memberi banyak sumbangan kepada peradaban dunia karena ia memiliki tradisi keilmuan yang agung. Demikian juga para ilmuwan Muslim pada masa lalu telah terbukti secara historis meraih prestasi ilmiah yang sangat gemilang dan memberikan sumbangan yang sangat signifikan kepada peradaban dunia, karena mereka memiliki sebuah tradisi keilmuan yang mapan. Pada akhirnya, bisa dikatakan bahwa tanpa dimilikinya sebuah tradisi keilmuan, suatu bangsa tidak akan mencapai prestasi yang gemilang dalam hal kemajuan.


  Islam sendiri sejak awal sangat mendorong kemajuan ilmu ini. Beberapa wahyu seperti Q.S. al-‘Alaq: 1-5 sangat penting perananya dalam mendorong keilmuan Islam. Karena itu, tidak mengherankan jika tradisi keilmuan dalam Islam lantas begitu subur dan semarak pada masa-masa berikutnya. Fondasi keilmuan Islam klasik sebenarnya tidak terlepas dari upaya para intelektual Islam dalam merespon persoalan-persoalan yang muncul dalam masyarakat atas dasar pemahaman mereka terhadap al-Qur’an dan Sunnah. Pada perkembangan berikutnya, jawaban dan respon ulama ini kemudian disusun dan diklasifikasikan sesuai dengan bidang dan wilayah kajian dan objek permasalahan yang dihadapi sehingga melahirkan klasifikasi ilmu-ilmu keislaman.

Nalar Pemikiran Islam

  Menurut Abed al Jabiri dalam bukunya Arab-Islamic Philosopy: a Contemporary Critique, untuk bisa memahami tradisi keilmuan Islam secara kritis, setidaknya harus didasarkan pada dua persoalan utama. Persoalan pertama terkait dengan  pemahaman akan sistem pemikiran Islam secara utuh. Sementara persoalan kedua terkait dengan keterkaitan antara ”kuasa” dan “pengetahuan.” Maksudnya, tradisi keilmuan tidak muncul dengan sendirinya, tapi selalu terkait dengan latar belakang sosial, politik dan budaya suatu masyarakat. Dari situ diketahui bahwa pada dasarnya aktifitas  pemikir muslim dalam berbagai variasinya tetap berkutat pada satu problematika umum yang sama, yaitu suatu usaha ”rekonsiliasi antara nalar dan wahyu”. Sementara terkait dengan latar belakang munculnya tradisi keilmuan bisa diketahui bahwa capaian dari pemikiran filsafat Islam dalam memecahkan problematika antar wahyu dan nalar tersebut sebenarnya memiliki keterkaitaan erat fungsi dan peranya sebagai ideologi.  Demikinlah, perkembangan kelimuan Islam terutama filsafat tidak bisa dilepaskan peranya sebagai alat ideologis oleh penguasa dan dijadikan sarana intelektual oleh para ulama untuk menyerang musuh-musuh mereka.

  Sebagaimana kita ketahui, keutuhan negara dan solidaritas masyarakat yang sudah terwujud pada masa Nabi Muhammad dan Khulafaurrasyidin mendapatkan masalah pada masa Dinasti Umayyah. Untuk menghadapi lemahnya solidaritas dan kekuatan masyarakat Islam itu,  pemerintahan Umayyah lebih terfokus pada upaya mempertahankan kelangsungan hidup dan berupaya membangun kemampuan untuk menekan masyarakat, salah satunya dengan menggunakan ilmu. Kecenderungan ini semakin jelas pada masa dinasti Abbasiyah yang menjadi penerusnya.  Untuk menghadapi berbagai kekuatan musuhnya yang datang dari kelompok ahlu al-Bait (keluarga Nabi) yang  menggunakan ideologi gnostisisme, yakni keyakinan akan keberadaan sumber pengetahuan di luar akal dan illuminasi, Dinasti Abbasiyah lebih menekankan al-Quran dan Hadits yang dipadu dengan rasio.


  Dinamika pemikiran yang berkembang di Islam Andalusia dan Maghribi dibawah kekuasaan dinasti Umayyah II memiliki nuansa yang berbeda dengan Islam bagian Arab-Timur yang masih dipegang oleh Dinasti Abbasiyah. Iklim keagamaan yang berkembang di Maghribi adalah Islam yang masih murni, dengan model pemahaman kaum Salafi dengan model fiqih hadits dan fatwa-fatwa sahabat dan paham Ahl Sunnah. Perkembangan ini kemudian mendapat sokongan dari Mazhab Maliki yang berwatak tektualis sebagai mazhab resmi negara menggantikan Mazhab Awza’i sebagai tandingan dari Mazhab Hanafi sebagai mazhab resmi Abbasiyah. Watak ortodoksi kalangan ulama Maliki yang melarang filsafat ke-Tuhanan dan metafisika Aristoteles, Menurut Al Jabiri jutru malah membawa perkembangan lingkungan ilmiah dan rasional di Andalusia atau yang kemudian dalam ranah pemikiran Islam disebut dengan epistemologi burhani. Dalam epistemologi burhani ini, penggunaan rasionalitas tidak terhenti hanya sebatas rasio belaka, tetapi melibatkan pendekatan empiris sebagai kunci utama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, sebagaimana banyak dipraktekkan oleh para ilmuan Barat. Apa yang berlaku dalam pemikiran orang-orang Andalusia ini bukan lagi metode qiyas yang menjadikan teks dan masa lalu (salaf) sebagai otoritas sebagaimana logika Bayani, tapi menggunakan logika Aristoteles dengan metode deduksi (istintaj, qiyas jami’), induksi (istiqra’), konsep universalisme (al-kulli), universalitas-universalitas induktif, prinsip kausalitas dan historisitas, dan juga al-maqashid (tujuan syariah).

  Pada akhirnya bisa dikatakan fenomena kemandekan epistemologi keilmuan Muslim ini sebenarnya bukan orisinal ajaran Islam, tetapi hanya soal interpretasi pemahaman dari ajaran Islam itu sendiri. Karena secara esensial dan substansial, potensi ajaran Islam sangatlah mendorong adanya inovasi keilmuan. Karena itu, Agar Islam dapat kembali pengembangan fenomena epistemologi keilmuan di dunia Muslim, maka sebuah keniscayaan bagi ilmuan Muslim untuk melakukan shifting paradigm di bidang epistemologi keilmuan Islam yakni dari epistemologi keislaman normatif-tekstual-bayani yang berakibat pada sulitnya mengadopsi dan mengelaborasi wawasan dan temuan baru di bidang sains; ke epistemologi keilmuan Islam kontemporer yang bercorak empiris-historis-burhani (secara epistemologis), sehingga berdampak pada adanya temuan baru di bidang sains.  Paling tidak melalui beberapa tawaran diatas itulah peradaban sains dalam dunia Islam kembali mengemuka.

I-Fun : Sedekah membawa sejuta keberkahan



Sedekah bagaikan pohon yang selalu disiram hingga berbuah yang subur, begitupun manfaatnya dapat membawa keharmonisan dan rezeki yang terus mengalir. Mau tau keberkahannya... simak yuk!


Amalan bersedekah dapat menyuburkan kebaikan terhadap sesama.
SETIAP manusia sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Ia tidak hanya rupiah tetapi pengertiannya sangat luas sekali baik kesehatan, ketenteraman jiwa, keturunan, isteri dan anak yang baik.
Ada yang selalu mengeluh terhadap keadaan ekonomi kesehariannya, kerana sudah membanting tulang kesana-kemari mencari rezeki tetapi belum juga merubah nasibnya.

Sebagai hamba Allah yang beriman, anggaplah semua itu adalah cobaan serta rintangan agar menjadikan diri kita lebih bersabar dan terus berusaha.

Teruslah berusaha karena setiap kesuksesan pastinya memerlukan kerja keras yang terus-menerus.

Bersikap rido dan bertawakal agar Allah SWT. memberkati segala yang kita lakukan. Sesungguhnya Allah Maha Pemberi dan Pemurah atas rezeki untuk hamba-Nya.

Semua yang berlaku atas izin-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukanlah yang diterima.
Jika mereka bertawakal kepada Allah maka Allah pasti mencukupkan keperluannya. Perhatikan firman Allah berikut ini:
“Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, maka Allah akan mencukupkannya (memelihara). Sesungguhnya Allah menyampaikan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah mengadakan qadar (takdir) bagi setiap sesuatu.” (QS At-Taalaq: 3).

Namun taukah anda bahwa sikap memberi atau bersedekah mempunyai kelebihan dalam urusan mencari uang. Bahkan dapat membuka pintu rezeki lebih luas, kepada mereka yang melakukannya.
Amalan bersedekah penyubur kebaikan serta melipat gandakan rezeki seseorang hamba.

Allah berfirman sebagai berikut:
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Allah, seperti sebutir benih yang tumbuh menjadi tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji, dan Allah melipat gandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (kurniaan-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 261).

Tertarikkah anda dengan janji Allah tersebut? Pastinya lah..., semua orang ingin hidup senang; mempunyai rumah yang luas, bermobil mewah, memakai pakaian cantik dan bercuti ke luar negri .

Namun fenomenalnya kehidupan masyarakat ada yang rendah adajuga diatas rata-rata. Tujuan kita hidup bukanlah untuk memenuhi nafsu tetapi kita perlu melihat kekurangan dan kesengsaraan orang lain.
Jika Allah ‘memberi’ pinjaman kekayaan kepada kita, maka gunakan kesempatan itu untuk melihat keindahan dari ciptaan Allah. Sebenarnya masih ada lagi yang memerlukan perhatian dan bantuan.

Justru jalankan amanah kekayaan yang Allah karuniakan itu, untuk membantu golongan memerlukan. Dalam rezeki Allah itu terdapat hak orang lain yang perlu dimanfaatkan.
Bersifat individualistik melambangkan seorang itu berhati kikir, sukar didekati dan orang banyak tidak menghormatinya.
Alangkah baik jika pendekatan mencari rezeki sambil menyumbang diterapkan dalam diri kita.
Sabda Rasulullah:
Tidaklah harta itu berkurang disebabkan oleh sedekah.” (Riwayat Muslim).

Dengan memberi tanpa pamrih dapat menjadi pembersih harta kita. Sedekah orang yang kurang hartanya lebih besar ganjarannya.

Allah berfirman:
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengharapakan  sesuatu yang dinafkahkannya itu dengan menyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Allah. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surah al-Baqarah ayat 262).

Apabila bersedekah, kita harus diiringi dengan perasaan gembira dan tidak boleh menyesal. Jika tidak mampu menyumbang harta, setidak-tidaknya berusaha menyumbang tenaga dan fikiran untuk mengajak orang sekeliling melakukan kebaikan. (Amar ma'ruf nahi munkar)

Rasulullah berkata dengan sahabat,  yaitu:
“Pada setiap Muslim tuntutan untuk bersedekah”, sahabat berkata: Bagaimana jika tidak mampu? Nabi menjawab: “Berusahalah dengan kedua tanganmu untuk menghasilkan perkara bermanfaat dan bersedekahlah.

Sahabat bertanya: Bagaimana jika masih tidak mampu? Nabi menjawab: “Carilah orang yang sangat memerlukan bantuan (dan bantulah semampumu).

Sahabat bertanya: Bagaimana jika masih tidak mampu? Nabi menjawab: “Ajaklah orang lakukan perkara kebaikan dan larang mereka dari kemungkaran.

Sahabat bertanya lagi: Bagaimana jika masih tidak mampu? Nabi menjawab: “Janganlah kamu lakukan perbuatan buruk, ia juga satu sedekah (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Setidak-tidaknya, gerakkan diri kita bersedekah kepada ahli keluarga yang miskin dan memerlukan sebelum melaksanakannya kepada orang lain.

Menurut Ust. Miftahuddin sedekah dapat dibawa hingga mati.
“Rasulullah bersabda : “Apabila mati anak Adam maka terputuslah amalannya kecuali tiga, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang mendoakannya untuknya.”

“Dari hadis tersebut membuka peluang untuk kita mendapatkan bekalan sebelum mata tertutup selamanya. Jika kita sedekahkan al-Quran atau sejadah untuk kegunaan jemaah di masjid, selagi mana ia digunakan maka pahala tetap sampai kepada kita. Begitu juga apabila memberi makan, minum dan pakaian kepada anak yatim maka sudah tentu ganjarannya cukup besar,” katanya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Themes | Bloggerized by Alfian - SMK Al Amanah | Alfian Management