Walau dilarang, anak-anak tetap bermain petasan
Mercon alias petasan, kata ini tentunya tidak asing di telinga anak-anak atau orang dewasa.
Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah bagi umat muslim, bulan yang harus dihidupkan dengan kekhusyukan beribadah. Di malam-malam bulan Ramadhan, masjid-masjid ramai terisi jamaah untuk menjalankan ibadah sholat Tarawih, suara Tadarus Al Quran berkumandang menambah suasana religius bulan Ramadhan. Namun, saat memasuki bulan Ramadhan suara petasan yang memekakkan telinga juga mulai bermunculan. Mereka yang memainkan petasan mendatangkan kesenangan bagi pelakunya, namun dibalik perilaku tersebut terdapat hal-hal negatif yang dapat ditimbulkannya.
Pengalaman unik di bulan suci ini, pernah saya melihat anak kecil yang ramai-ramai membawa petasan untuk dinyalahkan selepas shalat sunnah Tarawih. Baru saja rakaat ke-20, anak-anak tersebut sudah bisik-bisik dan keluar dari mushola untuk mempersiapakan acara petasannya. Padahal mereka belum melaksanakan shalat Witir.
Baru saja shalat witir selasai, terdengar suara petasan yang menggelegar Duarrghh........ntak...ntak.....Duargh........ ?/!//??! Seketika para jamaah Tarawih kaget mendegar suara itu.....!
Setelah Doa di panjatkan dan membaca niat puasa,,,,, berbondong-bondong para jamaah menuju kebelakang mushala (sumber suara petasan). "Astaghfirullahaladzim,,,,,, kebakaran...! kebakaran.....! tuh.. di pohon rambutan .. Cepet! Ambil air tar merembet ke gubuk pak Shomat." Seru Imam Tarawih.
Ternyata petasan tadi telah membakar dua pohon rambutan yang sebelahnya terdapat gubuk.
Lantas para bapak-bapak bertanya-tanya apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Mereka mencari sumber penyebabnya di sekitar mushala karena tidak ada seseorang pun. Tiba-tiba datang segerombolan anak-anak menemui para jamaah. "Pak kami minta maaf pak , kami yang melakukan semua ini,,,,heee ngehnegenge (sambil menangis) tadi habis sholat tarawih, kami naruh petasan di pohon itu, terus petasannya petasan Besan yang Gede itu..? pas kita nyalahin tiba-tiba ada kebakaran tapi alhamdulillah kita semua gak kenapa kenapa kok." ungkap anak-anak seraya memelas pada wajahnya.
Ternyata petasan yang di pakai adalah petasan hajatan, kalau di nyalahkan 2 kampung bisa kedengaran....!
"Ya sudah besok jangan di ulangi lagi .... Kalian bapak maafkan kali ini saja. Sebagai hukumannya habis shalat tarawih kalian tadarusan sampai jam setengah sepuluh". tukas imam Tarawih
Inilah kisah di balik bermain petasan, salah-salah bisa fatal dan sangat merugikan orang lain. Hampir saja tadi bisa membakar gubuk pak Shomat, tapi karena warga cekatan semua beres. Akhirnya anak-anak tadi yang biasanya bermain petasan selepas shalat tarawih, sekarang mushola ramai terdengar suara tadarus anak-anak.
"Nah..............! ini yang posistif, jangan di jadikan ajang perang petasan di bulan suci ini. Ingat ya...?" tukas Alfian sambil tersenyum mengingat hal ini.
Salam I-Fun 1434H :)
|
0 komentar:
Post a Comment